
Tungku dapat digunakan untuk memanaskan ruangan (seperti pada pendiangan) atau memasak (merebus, menggoreng, atau membakar). Untuk merebus atau menggoreng, disukai tungku dengan ruang pemanas tertutup, seperti kompor. Untuk membakar, tungku dengan pemanas terbuka lebih disukai, seperti anglo atau pembakar. Tungku yang tertutup, sehingga panas merata pada seluruh permukaan objek disebut sebagai oven.
Tungku untuk memasak dapat dibedakan atas tungku pemasak
tradisional dan tungku pemasak modern. Tungku pemasak tradisional biasanya
menggunakan bahan bakar berupa kayu bakar, arang kayu, dan sebangsanya
(termasuk pula pelepah daun kelapa, sabut kelapa, sekam padi). Anglo, dengan
bahan bakar arang kayu, termasuk kelompok ini. Tungku pemasak besar, dikenal
sebagai pawon dalam bahasa Jawa (Jw.: awu, abu) atau hawu dalam bahasa Sunda,
biasanya memiliki 2-3 lubang pemasak.
Tungku pemasak modern, dengan bahan bakar minyak tanah, gas,
atau listrik, lebih umum disebut kompor. Tungku atau anglo yang dipermodern
dengan desain khusus dapat pula menggunakan bahan bakar briket arang.
Dalam penggunaan sejarah dan modern, tungku api adalah
sebuah tempat api yang digarisi batu atau bata, dengan atau tanpa sebuah oven,
yang digunakan untuk memanaskan dan aslinya juga digunakan untuk memasak
makanan. Selama berabad-abad, tungku api merupakan bagian dalam dari sebuah
rumah, yang biasanya berada di ruangan paling penting atau bagian tengahnya.
Pada Abad Pertengahan, tungku api secara umum diletakkan di
tengah balai, dengan asap yang berada di ruangan tersebut dibawa oleh cerobong
asap menuju ke atap.
0 Comments